Sunday Coffee Cupping with Tekoff Yk

(Tekoff Yk)

Minggu (30/08), bertempat di kedai kopi Tekoff Yk (yang pengen tau lokasi tepatnya bisa cek google map, keyword “tekoff coffee and tea). Agak masuk-masuk gang sih jalannya tapi tetap dapat dengan mudah ditemui. Seketika datang awalnya nggak nyangka kok bisa tempat kopi bisa sebagus dan senyaman ini (harap maklum, penulis jarang ke kedai kopi mahal), tempatnya teduh diluar dan nyaman didalam (sebenarnya semua tempatnya okee sih, cuman toilet nya agak kecil).

Ketika masuk kedalam kita langsung disambut oleh barista nya yang sangat ramah dan ‘hangat’ (ganteng juga, nilai plus), sebenarnya disini ada menu dan signature kopi nya sendiri tapi kalo masih bingung mau pesan apa bisa tanya barista nya aja. Karena dia akan dengan senang hati akan memberikan saran kopi mana yang cocok buat kamu.

(Mas barista Tekoff)

Selain kopi, disini juga tersedia non kopi. Bahkan signature kopi disini kalo boleh dibilang nggak sepenuhnya ‘rasa’ kopi, karena kata barista nya sih rasanya manis (kek mbaa yang duduk waktu itu, tapi sama pacarnya). Pilihan lain juga disini ada makanan dan kue-kue sebagai pemanis/pelengkap ngopi kamu.

Okay, ngomongin kedai nya cukup dulu yaa. Balik ke topik utama yakni coffee cupping, acara ini sebenarnya kopi cupping pertama yang diadakan sama Tekoff. Tujuan utamanya buat nyoba rasa dari kopi baru dan mengevaluasi rasa yang keluar dari tiap-tiap biji kopi yang diseduh, ketiga jenis kopi ini berasal dari Afrika. Jenis kopi nya yaitu Nkara, PB Nyungwe, dan Gigesa.

(Ketiga jenis kopi untuk cupping)

Pastinya dari ketiga kopi ini memiliki rasa yang berbeda, walaupun sebenarnya dua dari kopi diatas mempunyai varietas yang sama (kopi Nkara & PB Nyungwe). Rasa dominan yang keluar yang pasti yaa fruty dan dari ketiga kopi ini uniknya rasa teh juga sangat kerasa. Karena ini pengalaman pertama ku cupping kopi luar (biasanya kopi Indonesia), jadi aku membandingkannya sama rasa-rasa lokal. Menurutku rasa-rasa yang keluar dari ketiga kopi ini ada rasa teh, asam jeruk, apel, dan jahe (agak aneh tapi beneran ada).

(Suasana kopi cupping)

Acara kopi cupping di Tekoff ini bisa dibilang formal sih, karena memakai cara cupping protocol (istilah kalo didunia per kopian, googling yaa biar tau). Mulai dari menimbang kopi (10 gram), menggiling kopi, mencium bau dari kopi yang digiling, memberi rasio antara kopi dan air yang akan digunakan, hingga mencicipi rasa dari kopi (ada beberapa step yang ku lewati, kepanjangan soalnya). Lumayan ribet tapi ketika kita benar-benar mengikuti setiap proses maka akan ada ilmu dan pengetahuan baru yang akan kita dapat.
(Suasana mencoba kopi cupping)

Mungkin itu sih pengalaman yang bisa aku bagi di acara kopi cupping bersama Tekoff, semoga dengan membaca ini kalian bisa tercerahkan lagi soal kopi khususnya tentang kopi cupping. Lain kali aku mampir sini lagi, belum coba signature kopi nya soalnya. Okedeh, thanks yang sudah menyempatkan baca (kalo mau tanya komen aja, hehe). 

Salam ngopi...!!!

Berbagi & Peduli bersama Waroeng Pemula

(Tampak Depan Waroeng Pemula)

Pepatah yang bilang “sharing is caring” atau dalam Bahasa Indonesia “Berbagi adalah peduli” sangat benar adanya, berawal dari Kopi Sharing yang diadakan sama Waroeng Pemula yang diprakarsai oleh Mas Dion (Owner Waroeng Pemula) & Mbaa Petto (Barista Waroeng Pemula). Bisa dibilang ini pengalaman pertama buat ku nyobain yang namanya kopi cupping (jelasnya tentang cupping aku bahas di post lain atau bisa juga googling), tapi nggak 'ndeso' banget sih soalnya juga sering liat orang kopi cupping tapi di internet.

Awalnya emang agak canggung sih yaa, apalagi ke Waroeng Pemula baru kali ini (soalnya aku kalo ngopi nggak netap). Bersyukur karena mas Dion, mbaa Petto, dan kawan-kawan yg lain bisa menerima dengan ‘hangat’ serta sangat ke keluargaan (sungguh pengalaman yang tak terlupakan).

Oh iyaa, ini acara pertama yang digelar sama Waroeng Pemula. Bukan acara kecil tapi nggak bisa dibilang besar juga (sedang-sedang lah), disini kami (para penikmat, pembuat, dan produsen kopi) berkumpul jadi satu untuk saling sharing seputar pengalaman, pengetahuan, dan saling mengedukasi soal secangkir kopi.
(Pengalaman Ngopi yang 'Sempurna')

Dari sharing ini lah aku sadar kalau ternyata kenikmatan secangkir kopi itu nggak bisa diukur sama yang namanya varietas (jenis kopi), berat kopi, cara seduh, rasa, suhu, dan masih banyak sebagainya. Kopi itu cukup dinikmati tanpa memikirkan bagaimana proses dari pembuatannya, cukup tidak masuk dipikir sih sebenarnya tapi setelah kita benar-benar terbuka untuk sesuatu hal yang baru nanti kita akan paham.

Dibalik kompleksitas dari kopi ternyata ada kesederhanaan yang bisa kita petik, kopi tidak selalu melulu soal hal yang teknis tapi yang paling penting adalah bagaimana kita menikmati dan memaknai kopi tersebut. Mungkin terdengar biasa tapi ketika kita sudah mencobanya kita akan terkejut dengan sensasi dari segelas kopi.

(Suasana Kopi Sharing, sangat ke keluargaan)

Jangan pernah jadikan ‘perbedaan’ yang ada di kopi menjadi penghalang bagi kita (penikmat, pembuat, & produsen kopi) untuk diperdebatkan, tapi sikapi perbedaan tersebut dengan pikiran yang terbuka dan penuh rasa syukur. Syukur karena kita masih bisa mencicipi kopi yang rasanya sangat luarbiasa. Bukan bermaksud untuk menggurui apalagi mempromosikan kopi, tapi percayalah bahwa kopi itu baik (asal jangan berlebihan) tidak seburuk dengan apa yang orang lain bicarakan.

Kita perlu mengenal terlebih dahulu kopi yang ingin kita minum, apakah nanti lambung kita cocok atau tidak dan yang paling penting adalah per banyak meminum air putih. Saat hubungan kita dan kopi sudah terbentuk dan bersatu, percayalah kopi akan memberikan kebaikan-kebaikan yang tak akan kita kira.
(Suasana Kopi Sharing, penuh kebahagiaan)

Akhir kata saya pribadi mengucapkan terima kasih yang sedalamnya buat Waroeng Pemula (mas Dion & Mbaa Petto) buat acara Kopi Sharing yang kece badai, semoga acara-acara seperti akan terus ada (kalo bisa kasih htm, lumayan nambah cuan 'dikit').

Yang mau mampir Waroeng Pemula bisa loh lokasi nya di Jalan KH Wahid Hasyim No 173, Kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Google: WP (waroeng pemula). 

(Signature Waroeng Pemula, Kopi Binal)

Signature kopi disini Kopi Binal, enakk banget (bikin nagih & mau nambah mulu). Semua proses pembuatan kopi dilakukan manual, selain single origin juga ada espresso, dll juga (banyak soalnya). 

Semangatt belajar & salam ngopi !!!

Bukit Panguk Kediwung, Hill of Imagination


Bukit Panguk Kediwung adalah spot yang bisa dibilang baru di wilayah Mangunan, tempatnya emang nggak seterkenal kebun Buah Mangunan atau puncak Becici (yang kemaren dikunjungi pak Obama) tapi disini view nya nggak kalah bagus bahkan sunrise nya bisa dibilang yang terbaik diantara kedua spot sebelumnya. Untuk akses jalan kesini cukup mudah dan apabila tersesat pun tinggal tanyakan ke warga sekitar, mereka akan dengan senang hati membantu memberikan petunjuk jalan. 

(taken by : mbaa Atin)

Sabtu (15/07), berawal dari ajakan teman Local Guides Yogyakarta di grup WA yang ngajak untuk Geo Walk ke daerah Mangunan aku dengan antusias buat menawarkan diri buat ikut. Yaa secara aku belum pernah kesini juga, pertama ragu sih mau ikut soalnya pagi-pagi jam setengah lima (04.30) sudah harus ada dititik kumpul (Kidung tour & travel, cek gmaps buat lebih jelasnya).

Berangkat dari kost (daerah Babarsari) jam empat pagi (04.00) dan sampai dititik kumpul 04.20 tapi ternyata aku datang terlalu cepat karena anggota yang lain malah belum datang. Lead dari tour kali ini namanya mas Dinu, dia Local Guides juga bisa dibilang senior sih (udah level 8) dan juga dia emang orang Bantul. Awalnya sih 'kesal' sih karena udah datang 'on time' tapi yang lain belum ada, cuma lama kelamaan rasa 'kesal' tadi hilang tertutup rasa kekeluargaan dan sambutan dari anggota LGJ yang lain (mbaa Puput dan mbaa Atin) + mbaa Nunu (LG Blitar).


Setelah yang lain selesai sholat subuh kami baru berangkat ke spot tujuan yakni bukit Panguk Kediwung, bisa dibilang telat sih buat liat sunrise tapi yaa nggak masalah sih yang penting berangkat. Ketika sampai sana ternyata sunrise nya udah 'hilang', cuma nampak dikit (malu-malu kali yaa). Tapi nggak usah khawatir view nya tetap oke walaupun sunrise udah 'hilang'.


Suasana disini sejuk dan tenang banget, wisatawan pun belum terlalu banyak yang kesini. Spot-spot foto juga tersedia banyak, mulai dari menghadap per bukitan sampai taman-taman yang udah dibuat rapi sama pengelola. Untuk tiket masuk dan parkir aku kurang tahu sih, soalnya kemaren dibayarin sama mas Dinu semua (jadi nggak enak, tapi ketagihan).


Buat kamu yang pengen ke Mangunan tapi nggak mau ke tempat yang 'mainstream' bisa coba ke bukit Panguk Kediwung, kalo aku pribadi nge rekomendasiin banget. Apalagi pas sunrise tapi inget datangnya jangan pas musim hujan dan yang paling penting bangunnya harus pagi.

Selamat mencoba dan menikmati keindahan bukit Panguk Kediwung, :)

Pengalaman 'Berobat' di Klinik Kopi



Jujur tau Klinik Kopi awalnya dari film nya AADC 2 (Ada Apa Dengan Cinta 2), disalah satu scene-nya mas rangga dan mbaa cinta duduk berdua di caffee ini. Nah dari film ini aku mulai 'kepo' buat nyari tau apa sih itu Klinik Kopi, mulai dari nyari info sendiri, stalking socmed nya, dan akhirnya bisa nyoba sendiri datang ke Klinik.

Klinik Kopi tempatnya lumayan terjangkau kalo dari kota Jogya (bisa cek gmaps biar lebih jelas), kalo kita lewat jln. Kaliurang nanti belok kanan. Nah caffee nya ada di gang, nggak jauh cuman 50m udah sampai. Nggak kayak tempat ngopi lain kita datang terus bisa langsung pesan tapi kalo disini kita mesti antri.

Kenapa antri ? Yaa karena tempat ini bisa dibilang 'terkenal', apalagi setelah film AADC 2. Pengunjung yang datang selalu banyak, bahkan sampai luar kota juga kesini buat ngopi. Nggak cuman bisa ngopi aja sih sebenernya tapi kita juga bisa beli biji kopi yang di roasting sendiri oleh Klinik Kopi.


(Kartu antrian Klinik Kopi)


Dikit tips aja, kalo nggak mau antrinya panjang yaa datanglah lebih awal. Klinik Kopi buka dari hari Senin - Sabtu dan mulai nyeduh kopi dari jam 4pm - 8pm (jam 8pm udah last order), untuk hari minggu caffee nya tutup. Nunggu disini nggak nge bosenin sih, apalagi kalo kita bawa temen. Ajakin ngobrol aja (jangan pegang hp kalo kesini, nggak ada wifi juga), kalo nggak yaa netralin dulu asam lambung dengan minum air jeruk lemon disamping pintu masuk.

Kalo udah dapat giliran masuk kedalam, jangan lupa kamera disiapin buat foto-foto (nggak papa nampak ndeso, kan nggak tiap hari kita bisa mampir sini). Barista sekaligus owner Klinik Kopi mas Pepeng (dr. Pepeng) akan siap mendengar 'keluh kesah' dari para 'pasien' yang datang, buat penikmat kopi yang masih bingung mau nyoba kopi apa bisa tanya sama dr. Pepeng. Nanti akan di 'racik' kopi yang sekiranya sesuai dengan lidah kamu.


(Barista + Owner Klinik Kopi, mas Pepeng)


Ngobrol sambil tanya-tanya tentang kopi sama mas Pepeng seru banget, pastinya ilmu dan pengetahuan tentang kopi bakalan kita dapat dari mas Pepeng. Tapi sayang, kita nggak bisa ngobrol lama-lama karena banyak 'pasien' lain juga yang antri buat nyoba kopi disini. Jadi, manfaatkan waktu sebaik-baiknya kalo mampir ke Klinik Kopi.

Disini menunya semua kopi, nggak ada minuman non-kopi dan cara seduhnya pun semua manual. Nggak ada yang namanya espresso apalagi cappucino, tapi jangan khawatir buat nemenin enaknya kopi yang udah diseduh kita bisa beli kue yang ada di sini. Harganya cukup terjangkau, soal rasa jangan tanya. Okee punya, :)


(Kopi yang diseduh pakai alat V60)


Per gelas kopi disini dihargai 20k, untuk kue sih berkisar dari 5k-10k tergantung jenis kue yang dijual hari itu. Kalo roasting kopi harganya aku kurang tau, tapi kalo mau info yang lebih lengkap bisa cek di website nya Klinik kopi aja (http://klinikkopi.com/). Disini kita ngopi nggak ada tempat duduk kayak di caffee-caffee lain, cuma ada tersedia tempat duduk lesehan dan ada sih kursi tapi buat yang antri.

(Tempat lesehan buat ngopi)


Menurutku sih, konsep dari Klinik Kopi bagus banget. Dari pemilihan tempat duduk yang lesehan sampai suasana dalam dan luar caffee. Tempatnya adem banget, cocoklah ngopi tapi udaranya sejuk. Totally recommended deh, :). Kalo ditanya nanti mau kesini lagi nggak ? Yaa, aku pasti jawab mau. Karena disini kopinya enak + suasananya juga nyaman. Cuman yaa harga lumayan mahal, apalagi buat aku yang masih mahasiswa. :)

(Kopi Geisha Sunda)

So, jangan banyak mikirlah. Langsung aja menuju 'TKP' buat nyoba rasa kopi yang diseduh manual dan kopi yang tersedia juga semua dari petani-petani lokal Indonesia. Good job dan sukses terus buat Klinik Kopi, :)

*yang masih kurang infonya bisa browsing di internet atau yaa tulis dikomentar, nanti aku jawab 'semampu' ku, Salam ngopi !!! (Penikmat Kecap).

Catalog Coffee, Tempat Ngopi yang 'Kecil' Tapi 'Menggairahkan'




Jum'at (14/7), nggak sengaja ngeliat Instastory temen yang lagi ngopi di Catalog Coffee aku langsung tertarik buat datang langsung nyobain gimana rasa kopi yang ada disitu. Modal nekat ditambah arahan dari google maps malamnya aku berangkat sendiri ke Catalog Coffee.

Tempatnya lumayan dekat dari kost (kost ku di Babarsari, Catalog Coffee di daerah Maguwo), cuman 10-15 menit sudah sampai. Awalnya sempat salah ambil belokkan tapi akhirnya nemu juga, tempatnya emang kecil soalnya baru dibuka belum ada plang/tanda toko juga tapi nggak usah khawatir. Walaupun dari depannya keliatan kecil tapi kalo kita udah masuk kedalam rasanya udah kayak dirumah, "feels like home".

Pas aku datang nggak banyak orang sih, nggak tau aku yang salah hari atau emang tempatnya masih baru jadi masih banyak orang yang belum tau. Tapi 'bomat' lah yaa, kan aku datang buat ngopi bukan buat liat orang. Datang aku milih duduk didepan meja bartender nya dan memilih buat memesan kopi Gayo Typical tapi diseduh manual.


(Coffee Gayo Typical)



Sebenarnya disini nggak cuman ada kopi Gayo aja, masih banyak tipe kopi lainnya yang bisa kamu coba juga dan setiap 2 minggu daftar kopi bakalan 'diganti' biar para pelanggan bisa ngerasain cita rasa kopi yang lain juga. Di Catalog Coffee semua kopinya berasal dari Indonesia dan nggak cuman manual brewing aja tapi juga bisa pesan espresso serta ada juga cokelat.

Kurang lebih 10 menit kopi Gayo Typical sudah siap buat diminum, sebenarnya nunggu kopi dibuat nggak berasa sih soalnya barista sekaligus owner dari Catalog Coffee mas Erick orangnya asyik buat diajak ngobrol. Jadi, buat yang datang kesini sendirian nggak usah khawatir ada mas Erick yang siap buat diajak ngobrol. Kalau pun lagi mau sendiri bisa aja sambil baca buku di 'pojokan' yang udah tersedia.


(mas Erick, barista sekaligus owner Catalog Coffee)



Selain bisa ngopi enak, di Catalog Coffee kita juga bisa belajar gimana caranya buat kopi yang enak dan prosesnya gimana aja. Semua yang berkaitan dengan kopi bisa ditanyain sama mas Erick, dia dengan senang hati bakalan menjawab ketidaktahuan kita tentang kopi.


Tempat ini recommended banget lah buat temen-temen yang mau ngopi enak di daerah Jogya, bisa mampir di Catalog Coffee. Bukannya endorse, tapi aku nulis ini karena ini emang tempat ngopi yang wajib dicoba. Buat yang pengen tahu lebih banyak bisa langsung datang ke 'TKP' (kalo mau bareng juga bisa, kontak aja. Haha,) atau stalk instagram nya juga bisa @catalogcoffee.id.


Yang mau tanya-tanya bisa langsung tulis dikomen atau via sosial media juga bisa, 

Salam Ngopi. :)

Story of My Life II : “Waktu SMP”


Kenalannya kan udah di Waktu SD tapi kalo masih mau kenal yaa bisa dilihat aja di About udah lengkap juga. Nggak kerasa 2 tahun lebih setelah nulis cerita waktu SD baru kesampaian lagi nulis yang jaman SMP, ngulinya berat cuy (Padahal malas aja…).

Okay balik ke cerita lagi, sehabis lulus dari SD Negeri Haus yaa aku langsung daftar ke SMP namanya SMP Negeri 2 Tanta (search google aja kalo pengen lebih jelas). Nggak kayak anak kota yang daftar SMP sampai 2 sekolah atau lebih, aku dan teman yang lain (alumni SDN Haus) udah mantapp milih SMP 2 Tanta buat jadi sekolah lanjutan.

Agak beda sama SD, kalo di SD kesekolah kalo nggak jalan kaki yaa pakai sepeda tapi kalo SMP aku pakai motor. Padahal baru umur 12 tahun yaa, kenapa udah bisa pakai motor, kan SIM aja nggak punya. Namanya juga dikampung bos, jalanan juga sepi dan lagian minta beliin sepeda lagi nggak dibeliin. Yaudah kan dari pada jalan ke SMP (jarak 10’an km), mending pakai motor kan walaupun butut yaa yang penting bisa sekolah.

Inget banget dulu SMP kesekolah pakai motor Legenda (Honda) kadang macet karena busi nya mati, kadang bensin nya habis di pakai orang rumah, pokoknya SMP banyak perjuanganlah (padahal mah nggak ada perjuangan, dramatis aja). Kayak anak-anak sekolah lainnya masa SMP ku yaa biasa aja, sekolah, main, pulang.

Dulu SMP nggak banyak atau malah nggak ada ekstrakurikuler, kurang tau kenapa tapi kalo nggak salah inget sih karena guru yang ngajar nggak ada. Jadi yaa terima apadanya aja, yaa paling pramuka kan yaa yang wajib. Pelajaran di SMP yaa lumayan susah sih ketimbang SD (anak TK juga tau yaa), biacara prestasi di SMP kayaknya nggak ada yang membanggakan.

Cuman pernah ikutan lomba paduan suara, lomba catur, sama mind mapping. Yang lainnya udah lupa (maklum udah tua), kalo buat prestasi akademik sih aku yaa standar aja nggak pernah rangking 1 tapi selalu masuk 5 besar (lumayan lah yaa). Di SMP banyak teman-teman baru yang baru dikenal, padahal kan sekampung tapi baru akrab yaa pass SMP, sampai sekarang pun masih temenan cuman sayang nggak punya grup line atau WA SMP (kalo ada kan seruu).

Selama sekolah di SMP 2 Tanta ada beberapa guru favorit yang menurutku kalo mereka yang ngajar seolah-olah aku ‘terhipnotis’ sama pelajaran, nggak ngeliat samping kiri-kanan bawaanya fokus aja. Yang pertama pelajaran Bahasa inggris, pelajaran favorit karena yang ngajar bu Katrin. Entah bagaimana kalo ibu ini yang ngajar semua langsung masuk (aneh bin ajaib).

Yang kedua Bahasa Indonesia, yaa bukan karena aku warga negara Indonesia terus langsung suka Bahasa Indonesia tapi yaa karena gurunya pak Yadi seru, pass ngajar nggak buat murid bosan. Yang terakhir matematika, pertama-tama belajar jadi ‘beban’ karena gurunya ‘killer’ tapi setelah lama-kelamaan jadi paham kalo apa yang diajarkan Beliau sangat bermanfaat. Terima Kasih Pak Syahriansyah, maaf kalo salah tulis nama, lupa-lupa ingat juga, ohh iyaa Beliau juga udah berpulang.

Kayaknya dari tadi serius mulu yaa, okelah kita bahas yang seru-seru aja dan menarik selama sekolah di SMP. Hal konyol pertama yang terlintas kalo jaman SMP itu pass kita berlima (waktu kelas 8) keluar kelas tapi nggak lewat pintu tapi jendela (Thug Life banget yaa). Terus keliatan sama guru dan akhirnya dihukum bediri didepan lapangan (sumpahh malu kalo inget ini, aib banget. Wkwkwk…).

Selain itu, di SMP juga udah kenal yang namanya cinta-cintaan. Walaupun tau kalo cintanya cuman cinta monyet doang, terus juga kalo dekat cewek malu-malu. Kalo soal ini aku kurang pahamlah, aku mah pelajar biasa yang nggak ngerti pacaran (padahal pacaran belakang jalan/back street, itu juga pacaran lewat sms).

Di SMP juga kita buat geng, cuman lucunya bukan buat nakal-nakalan tapi geng kalo jam istirahat. Namanya ‘Ajik Metal’, ntah apa makna dari nama ini yang pasti nama ‘Ajik’ diambil dari nama paman sekolah yang juga punya warung. Tujuan utama dari geng ini adalah ketika istirahat tiba anggota berkumpul belanja kekantin terus kumpul makan dan saling mencicipi makanan/snack yang lain (sumpahh ini geng nggak jelas).

Cerita masa SMP banyak yang udah aku lupa sih, ini juga nulis sambil mencoba mengingat satu-persatu kenangan yang dulu pernah ada (eeaaa…). Syukurlah selama di SMP nggak pernah nggak naik kelas, aman jaya sampai hari kelulusan.

Udah sih itu aja yang ku inget dari masa SMP, nanti aku tambahin deh kalo udah inget lagi. Lagi sibuk mau ujian cuy, doain cepat lulus… (Amin).

Kali aja ada teman SMP ku yang baca, jangan lupa komen cuy momen ‘konyol’ SMP kita. Buat pembaca yang nggak se-SMP juga boleh komen, sharing pengalaman kan nggak papa.

Thank You udah sempatin baca, see you di cerita “Waktu SMA” eh SMK ding..




@liantokate


(Sumber Gambar : http://pintar.jatengprov.go.id/jenjang/smp)