“Kita bisa menjadi generasi yang
tidak hanya menjadi Penerus tapi juga Penemu.”
Dengan
imajinasi, kita bisa merasakan untuk memiliki apapun yang kita inginkan, entah
itu rumah, pulau, planet, bahkan tata surya pun bisa kita miliki, kita bisa
mendesainnya sendiri menjadi “Dunia Versiku”. Jika diibaratkan tata surya, kita
adalah matahari. Semuanya berpusat pada kita dan kita bisa mengendalikan mereka
sebebas-bebasnya. Tanpa adanya batasan, tanpa peraturan, dan tanpa ada yang
melarang. Memang benar semuanya hanya berwujud angan-angan atau bayangan dan
tidak tahu kapan semua itu bisa terwujud nyata.
Namun,
jika dipikirkan lagi benda-benda buatan manusia yang ada disekitar kita
sesungguhnya adalah buah dari pikiran ataupun khayalan dari sesuatu yang tidak
nyata atau bisa dibilang hanya gambaran dari imajinasi dari seseorang saja. Benda
seperti komputer, ponsel, meja, kursi, atau bolpoin semuanya itu merupakan contoh
refleksi dari imajinasi yang kita kembangkan sendiri. Tanpa ada seseorang yang
pernah mengimajinasikannya, maka benda-benda itu tidak akan ada. Karena itulah
ada pepatah yang mengatakan, “If you can dream it, then you can do it”.
Kita
dapat belajar dari Walt Disney yang merupakan pendiri dari Walt Disney Company,
industry hiburan yang sejak tahun 1923 masih eksis hingga saat ini. Pada tahun
1919, Walt Disney pernah diberhentikan dari pekerjaannya disebuah surat kabar
Kansas City Star karena menurut atasannya Dia dinilai kurang kreatif dan
berimajinasi rendah. Namun, dia tidak menyerah begitu saja. Dari mengamati
gerak-gerik tikus kemudian Walt Disney mencoba membuat tikus versinya sendiri,
Dia menjadi legenda di dunia hibuaran. Bahkan meskipun Walt Disney sudah meniggal,
namun karyanya yaitu Mickey Mouse tetap menjadi legenda dan masih tetap eksis
hingga saat ini.
Tentu
saja, berimajinasi tetap membutuhkan usaha. Sebab saat kita kecil, kehidupan
kita dipenuhi dengan banyak imajinasi. Kita bertumbuh dan berkembang bersama
dengan berbagai kartun dan film yang memungkinkan kita untuk mempercayai tokoh
kartun seperti Doraemon itu nyata dan hidup disalah satu belahan di dunia ini. Kita
bisa dengan mudah mengatakan cita-cita kita adalah menjadi seorang pahlawan super,
putri, atau bahkan penyihir. Namun, seiring pertambahan usia, logika kita
semakin matang dan imajinasi kita perlahan mulai kabur. Kita lupa bahwa kita
pernah punya mimpi karena kita disesaki oleh logika yang mengatakan bahwa mimpi
pun harus masuk akal yang membuat kita menjadi takut untuk berimajinasi
kembali.
Saat
ini manusia tumbuh bersama teknologi yang merupakan hasil imajinasi di masa
lalu yang terealisasikan di masa sekarang. Supaya kita bisa menjadi generasi
yang tidak hanya menjadi “Penerus” tapi juga “Penemu”, kita harus bisa
membangunkan imajinasi kita yang sempat tertidur. Berikut langkah-langkah yang
bisa kita ambil untuk membangun imajinasi yang kita miliki :
1. Amati
dan Bayangkan
Rangsang
pikiranmu dengan mengamati hal-hal yang ada disekitar mu, temukan satu objek dan
kunci itu dalam pikiranmu. Seperti halnya Walt Disney yang mengambil tikus sebagai
objeknya. Setelah kamu menemukan objek yang ingin kamu “Selami”, maka hal
berikut yang harus kamu lakukan adalah bayangkan. Bayangkan sesuatu terjadi
pada objek itu atau bayangkan apa yang mungkin terjadi karena objek itu.
2. Masuklah
Lebih Jauh
Setelah
mendapat bayangan dari apa yang kamu anggap paling menarik, maka langkah
selanjutnya adalah masuklah lebih jauh. Jelajahi bayangan itu, keruk lebih
jauh, dan eksplor lebih dalam. Teruslah bertanya mengapa dan bagaimana objek
itu akan bekerja.
3. Jangan
Berhenti Sebelum Kamu Puas
Akan
ada suatu titik dimana kamu merasa buntu dengan bayangan itu, bisa jadi kamu
berpikir bayangan itu terlalu mustahil untuk menjadi nyata. Namun, cara
mengatasi masalah ini sebenarnya mudah. Jangan ragu-ragu. Terkadang, musuh
terbesar yang sanggup mematahkan mimpimu adalah dirimu sendiri.
4. Catat
Sebagai Pengingat
Lupa
itu adalah hal yang manusiawi, manusia sering kali membuat janji dan beberapa
saat kemudian melupakan janjinya. Oleh karena itu, imajinasi yang telah
berkembang menjadi ide itu perlu untuk direkam baik dengan ditulis ataupun
direkam pada suatu media tertentu entah itu non-elektronik ataupun elektronik
dan pastinya harus kita jaga baik-baik. Jangan remehkan kekuatan dari
coretan-coretan yang kamu buat sendiri.
5. Percaya
Buat
komitmen dengan dirimu sendiri bahwa kamu bisa merefleksikan imajinasi itu
kedalam kehidupan nyata. Mungkin ada banyak orang yang menertawakan idemu, namu
satu-satunya orang yang paling bisa kamu yakini adalah dirimu sendiri. Ide itu
ibarat anak yang harus kamu jaga dan banggakan. Rawat dan percayalah “anak” itu
dan yakinlah bahwa pada suatu saatnya nanti orang-orang yang meremehkanmu akan
menelan tawa mereka sendiri.
6. Refleksikan
Imajinasimu
Saatnya
membangun mimpimu, orang yang paling mengerti mimpimu adalah dirimu sendiri. Kamu
bertindak sebagai bos sekaligus pekerja atas mimpi yang ingin kamu refleksikan.
Seandainya ternyata imajinasi itu benar-benar mustahil untuk diwujudkan, kamu
bisa mengembangkannya menjadi ide lain yang mungkin kamu bisa wujudkan.
Nah,
setelah imajinasimu terbangun maka kamu akan terkejut ketika menyadari bahwa
setiap hal kecil disekeliling kita menyimpan banyak ide. Bahkan sebutir debu
pun dapat menginspirasi seseorang untuk membuat vacuum cleaner dan seperti yang
dikatakan diatas tadi bahwa kita adalah matahari atas alam imajinasi kita. Segalanya
berpusat pada keinginan kita, yang perlu kita lakukan adalah memancarkan sinar
dari matahari itu ke luar supaya apa yang berpusat pada matahari itu
terefleksikan ke dunia nyata. Bagaimana caranya ? Ya, mulai dengan bangunkan
mimpimu.
Writter : Benefitasari Intan Nirwana
Re-write by : @katelianto
Source : Majalah FTI (download)
Email : imagefti@gmail.com
Source gambar : Majalah FTI Issue 4 & Pinterest.com






