Masih jelas teringat dulu 2013-an memasuki fase lulus sekolah menengah atas, diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang menurutku cukup berat buat dipertimbangkan dan dipikirkan sendiri.
Mulai dari pemikiran habis lulus mau lanjut kemana, mau kuliah atau kerja, ngeliat kondisi ekonomi keluarga kalau mau kuliah mampu nggak biayain, dan karena kami keluarga besar pemikiran buat kerja lebih prioritas sebenarnya.
Mulai juga kepikiran, kalau aku cuma lulusan SMA/K dan memilih buat langsung kerja buat bantu keluarga tentunya baik. Tapi entah ilham atau dapat sugesti darimana kayaknya kuliah bisa jadi tumpuan harapan buat kehidupan yang lebih baik.
Pergumulan selalu muncul, mulai dari orang tua, teman-teman sebaya yang sudah mulai nyari kampus, bahkan dari keluarga-keluarga dekat yang memberi masukkan buat langsung kerja aja dengan alasan "adek-adekmu banyak, kalau kuliah nanti orang tuamu susah ngebiayain".
Iyaa, aku paham kondisi ekonomi keluarga yang menurutku saat itu pas-pasan, adek-adekku juga banyak dan masih butuh biaya buat sekolah tapi bukankah tugas orang tua mengusahakan yang terbaik buat anak-anaknya walaupun konsekuensinya mereka akan bekerja lebih giat lagi buat mengumpulkan uang dan materi.
Kebayang juga kalau nanti aku yang ada diposisi orang tua, pasti bakal pusing juga mikirin biaya sekolah anaknya. Apalagi biaya kuliah yang nggak murah, belum lagi biaya kosan dan makan per bulan, biaya lain-lain. Sebenarnya berat kalau dipikir, tapi kalau dijalani semua akan terasa mudah sih.
Pelan-pelan meyakinkan buat kuliah ke Yogyakarta, dari awal sudah mikir buat masuk sistem informasi atau teknik informatika. Tujuan utama masuk STIMIK AMIKOM (sekarang jadi Universitas AMIKOM), setelah lulus balik Kalimantan dan nyari pekerjaan. Pemikiran dan tujuan hidup yang sederhana, tapi nggak sesederhana rencana kita. Tuhan ternyata punya rencana beda dan lebih baik.
Masih ditahun 2013-an, setelah pengumuman lulus dan selesai mengurus segala macam dokumen serta ijin dari orang tua. Berangkatlah aku ke Yogyakarta, aku kira bakal diantar ke Bandara seperti teman-teman lain yang mau kuliah keluar pulau eh nyatanya nggak. Cuma sampai simpang jalan dan nunggu taksi buat ke bandara.
Aku nggak pernah mempermasalahkan itu sih, cuma kalau dipikir-pikir miris tapi ada lucunya juga. Momen dimana aku pergi buat kuliah, mungkin salah satu hal yang paling emosional. Pas pamitan buat pergi hampir semua orang rumah menitikkan air mata (ini aku nulis juga berlinang air mata), perpisahan anak dan saudara buat merantau.
Menjadi sangat emosional karena dari kecil belum pernah pergi jauh dari orang tua, apalagi ini pergi ke pulau yang berbeda. Tapi aku tetap berpikiran optimis, fokus ke tujuan awal buat kuliah, lulus, dan balik lagi ke Kalimantan nyari kerja.
Sesampainya di Yogyakarta aku tinggal di kosan teman buat beberapa hari sambil nyoba daftar ke kampus-kampus. Tujuan awal ke STIMIK AMIKOM mulai tertunda karena bisikan/omongan teman buat kuliah ditempat dia aja, ada yg kuliah di UPN Yogyakarta dan ada yg nawarin di universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Dari sarannya mereka, mulai browsing dan nyari tahu kurang-lebih dari dua kampus ini apa, prodi mana yang sekiranya bisa didaftar, lalu akreditasi kampus dan juga prodi-prodinya. Awalnya tertarik buat masuk perminyakan di UPN, tapi disisi yang sama juga tertarik ke UAJY jurusan teknik informatika.
Kebetulannya lagi pas daftar buat kedua kampus itu tanggal tesnya sama, cuman tes di UAJY lebih awal jamnya. Ikutlah tes ke UAJY tanpa ekspektasi dan saat pendaftaran pun hanya nulis jurusan teknik informatika tanpa ada jurusan lain, setelah selesai langsung berangkat ke UPN buat ikut tes perminyakan.
Entah jalan atau sudah rencana Tuhan, aku tes di UPN telat hampir 30 menit lebih. Jadi waktu pengerjaan banyak terbuang, untungnya masih diijinkan masuk sama penjaga. Masuk perminyakan sebenarnya opsi lain dari orang tua, aku nggak terlalu berharap dan berekspektasi juga masuk ke prodi ini.
Saat hari pengumuman UAJY keluar aku dinyatakan lulus masuk ke prodi teknik informatika, tapi pengumuman UPN belum keluar. Mulai kepikiran dan nelpon orang rumah, karena butuh persetujuan dan saran mereka gimana kalau aku ambil aja di UAJY prodi teknik informatika. Toh, prodinya sesuai dan akreditasinya juga A.
Saat itu, muncul masalah lain yaitu biaya. Masuk kuliah di UAJY dengan dibandingkan dengan AMIKOM jauh beda, hampir setengahnya. Orang tua mengembalikan keputusan akhir ke aku, kalau emang kamu yakin ke UAJY nggak masalah uang bisa dicari kata mereka (terharu sih).
Akhirnya memilih kuliah masuk UAJY prodi teknik informatika, mulai aktif kuliah 2013 dan lulus di tahun 2017. Puji Tuhan, semua berjalan sesuai rencana. Kuliah di UAJY sebenarnya aku merasa berat dipertengahan, dikala tugas semakin banyak dan berat. Saat kepikiran mau mundur tapi disaat itu mikir tujuan merantau kesini apa.
Lulus di tahun 2017 dan setelah itu hampir sebulan lebih nyari pekerjaan, ikutan job fair dari kampus dan daftar ke beberapa perusahaan. Ada satu panggilan perusahaan tes, diikuti sampai lolos dan puji Tuhan lolos sampai tahap akhir sampai bisa kerja di perusahaan itu sampai sekarang.
Perjalanan panjang dari berangkat kuliah sampai lulus semuanya berkesan, punya kenalan baru, relasi dan teman-teman baru, ilmu baru, pengalaman dan segala macam hal-hal baru yang nantinya bisa membentuk kita jadi seperti apa. Aku juga berterima kasih buat bapak/ibu kosan yang sudah sangat baik selama aku di Yogyakarta, teman-teman seperjuangan, para dosen, rekan sekerja pas asdos ataupun student staff semuanya sangat berkesan.
Yogyakarta emang tempat tepat buat jadi pilihan buat membentuk dan mengembangkan diri, tapi ingat juga jangan sampai salah pergaulan. Fokus ke target awal, jangan sampai ditengah atau akhir jalan belok dan hilang arah. Kecuali, kita paham dan siap sama konsekuensi yang bakal kita dapat.
Sekian tulisan hari ini (18/08/20), kiranya ada hal yang bisa kita petik bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih karena sudah membaca tulisannya ini, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dimasa pandemi covid-19 dan selalu diberikan kebahagian. 🌻🌻
Pademangan, 18 Agustus 2020.
Salam,
Katelianto.